Bagaimana skema pembentukan urine ?

Jawaban:

Skema pembentukan urine yaitu darah masuk korteks ginjal ⇒ filtrasi di glomerulus ⇒ urine primer ⇒ reabsorbsi di tubulus proksimal ⇒ urine sekunder ⇒ augmentasi di tubulus distal ⇒ urine sesungguhnya. Urine sesungguhnya dikumpulkan sementara di tubulus kolektivus ⇒ ureter ⇒ kandung kemih ⇒ uretra ⇒ urine keluar tubuh. Penjelasan dari skema tersebut akan dibahas berikut ini.

Pembahasan

Urine merupakan hasil buangan cair hasil dari penyaringan darah oleh ginjal yang dibuang melalui uretra. Proses pembentukan urine dilakukan oleh ginjal selaku alat eksresi. Dalam proses pembentukannya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi urine.Urine dihasilkan melalui serangkaian tahapan filtrasi, reabsorbsi dan augmentasi.

Tiga tahapan pembentukan urine dijelaskan sebagai berikut:  

1. Filtrasi (penyaringan darah)

  • terjadi di = glomerulus
  • bahan yang difiltrasi = sel-sel darah, trombosit, protein plasma
  • hasil = urine primer / filtrat glomerulus (berada di kapsula Bowman) mengandung protein < 0.03%, Cl- & HCO3-, glukosa, garam-garam, natrium, kalium, asam amino

2. Reabsorpsi (penyerapan kembali)

  • terjadi di = tubulus kontortus proksimal
  • proses reabsorpsi:

a) reabsorpsi air

  • tubulus kontortus proksimal = reabsorpsi obligat (air yang diserap mencapai 80%)
  • lengkung Henle = air yang diserap mencapai 6%
  • tubulus kontortus distal = reabsorpsi fakultatif (tergantung kebutuhan) yang dipengaruhi oleh hormon penghambat urin (anti diuretic hormone / ADH), reabsorpsi air mencapai 9%
  • ductus kolektivus (pengumpul) = reabsorpsi air mencapai 4%

b) reabsorpsi ion Na di tubulus renalis secara transpor aktif dan difusi

c) reabsorpsi zat-zat penting terjadi di  tubulus kontortus proksimal, bahan yang diserap adalah protein, asam amino, glukosa, asam asetoasetat, dan vitamin.

  • hasil akhir: urine sekunder (filtrat tubulus)
  • Proses reabsorpsi berfungsi untuk mempertahankan komposisi air serta garam dalam cairan tubuh.

3. Augmentasi / sekresi tubulus (penambahan zat-zat dan pengeluaran zat)

  • terjadi di tubulus kontortus distal
  • bahan-bahan yang disekresi atau ditambahkan:  ion hidrogen, amonia, kreatinin, asam hipurat, obat-obatan,  ion kalium (dikontrol oleh hormon aldosteron),  urobilin
  • hasil = urine dengan komposisi: 95% air, urea, asam urat , kreatinin, benda keton, asam hipurat (dari pencernaan sayuran & buah),  toksin (racun), pigmen (urobilin / urokrom), enzim, vitamin, dan elektrolit yaitu ion Na, Cl, K, amonium, sulfat, fosfat, Ca, Mg.

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi urine seseorang  yaitu:

1. Usia

Jumlah urine pada balita akan jauh lebih banyak dikarenakan faktor makanan yang lebih encer dan belum maksimal nya menahan rangsang untuk buang air kecil. Berbeda dengan lansia, karena kemampuan nefron ginjal yang menurun sehingga urine yang dikeluarkan lebih sedikit.

2. Hormon ADH

Antidiuretik hormon (ADH) adalah hormon yang berfungsi untuk penyerapan air. Jika ADH sedikit maka penyerapan air pun sedikit sehingga urine yang dibuang akan lebih banyak.

3. Jumlah/volume air yang dikonsumsi

  • Semakin banyak jumlah air yang diminum seseorang, maka jumlah urine yang dikeluarkan pun semakin banyak. Hal ini disebabkan semakin banyak air yang diminum, akan sedikit yang diserap darah sehingga jumlah urine lebih banyak dan bewarna bening transparan atau kuning pucat.
  • Begitu sebaliknya, jika cairan yang masuk ke tubuh sedikit darah akan semakin banyak menyerap cairan tubuh sehingga membuat urine yang diproduksi ginjal lebih sedikit dan bewarna kuning pekat dan hal ini menandakan bahwa tubuh sedang mengalami dehidrasi.

4. Cuaca/suhu lingkungan  

Jika suhu lingkungan sedang panas, eskresi akan lebih banyak mengeluarkannya melalui keringat dalam wujud keringat. Sebaliknya, jika suhu lingkungan dingin akan lebih mengeluarkan banyak urine.

5. Gaya hidup dan aktivitas

Orang yang sering minum alkohol dan mengkonsumsi kafein jumlah urine lebih sedikit karena terjadi penghambatan ADH.

6. Kondisi psikologis

Seseorang yang mengalami stress dan emosi metabolisme tubuh akan lebih cepat sehingga urine yang dikeluarkan lebih banyak.

7. Kesehatan

Kondisi orang yang sakit akan lebih banyak mengeluarkan urine daripada orang sehat.

Bagikan Jawaban

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *